Wednesday, April 24, 2013

[Review] Blind Date by aliaZalea


Judul : Blind Date

Penulis : aliaZalea


Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama


Terbit : Juni 2010 


Halaman : 272 halaman


Rating : 2-stars


Well, another aliaZalea’s to enjoy.
Ini untuk kedua kalinya aku membaca karya aliaZalea setelah sebelumnya sempat membaca Miss Pesimis. Walaupun aku rasa buku ini harusnya aku baca lebih dulu, karena sebenarnya Miss Pesimis sendiri merupakan spoiler yang luar biasa untuk jalan cerita Blind Date. Buat kalian yang belum sempat baca keduanya dan berniat untuk membacanya, aku saranin untuk baca Blind Date dulu.


Titania, seorang financial analyst yang tinggal di US, kecewa berat waktu memergoki pacarnya tiga tahun belakangan, Brandon, tengah berselingkuh (baca: berhubungan badan) dengan asistennya. Si mantan bahkan dengan tidak berperikemanusiaannya mengatakan bahwa tak akan ada lelaki yang mau dengan Titania, dan satu-satunya lelaki yang betah dengan Titania hanyalah Brandon seorang. Berusaha membuktikan bahwa laki-laki itu salah, ia bergabung dalam keanggotaan My Blind Date, di mana setiap anggotanya akan dipertemukan dengan orang-orang yang sesuai kriteria para anggota untuk menjalani date dengannya.

Suatu hari ketika tengah berbelanja di fresh market, seorang lelaki bermata biru bertanya pada Titania tentang bahan apa saja yang ia butuhkan untuk membuat caesar salad. Reilley namanya. Pada pandangan pertama, Titania lantas tak bisa melupakannya begitu saja. Apalagi ketika dengan begitu kebetulan, Reilley selalu hadir saat Titania membutuhkan bantuan. Siapa sih dia? Kenapa dia datang dan pergi seenak udelnya?

Malam itu, Brandon kembali datang menemui Titania. Ia masih berusaha meyakinkan Titania bahwa hanya dialah lelaki yang bisa menerima Titania. Apakah Titania terpengaruh?

Nah, sekarang mari kita mulai pembeberan review subjektif ini.
Kalau teman-teman sempat membaca Miss Pesimis duluan, kalian pasti akan familiar dengan banyak nama di sini. Atau bahkan sudah tahu bagaimana endingnya? Makanya baca Blind Date dulu hahaha.. -.- Aku aja nyeselnya setengah mati karena baca Miss Pesimis dulu. Walaupun udah tahu gimana endingnya, aku tetap baca novel ini karena menurutku ending itu bukan segalanya, yang penting adalah cara penulis menuntun kita menemui akhir cerita. Aku berharap akan menemui konflik yang menarik, rasa penasaran walaupun udah tahu endingnya, dan pergaulan yang lebih "sopan"dari Miss Pesimis. Kalau kalian baca reviewku tentang Miss Pesimis, kalian pasti tahu kalau aku agak bermasalah dengan latar pergaulannya. Maksudku, tokohnya kan pada suka "begitu", sementara aku masih jadi anak alim nan polos.

Aku menikmati membaca novel ini sampai, hmm, mungkin sepertiga bagian. Sampai Titania bertemu dengan datenya yang bernama Francis. Tapi aku mulai merasa ada yang kurang. Tak begitu mengerti bagian apa yang kurang, sampai aku sadar: konfliknya mana? Well, aku memang menemukan satu konflik (satu-satunya, FYI) tapi begitu sadar konfliknya apa, aku sempat mikir: konflik macam apa ini? Masak ada orang sebodoh ini di dunia nyata? 

Tadinya aku benar-benar tertarik dengan tema kencan buta ini, ini ide yang nggak biasa untuk aku yang orang Indonesia dan nggak kenal begituan. Sempat mikir juga sih apa hubungannya kencan buta ini sama isi cerita. Sampai aku menemukan hubungan antara keduanya dan Ah-Kebetulan-Macam-Apa-Ini.  Rasa penasaran hilang tak berbekas. Aku akhirnya sadar juga kalau semua kebetulan di novel ini cenderung nggak masuk akal. Atau inikah yang namanya takdir Tuhan?

Untuk latar pergaulan, aku pikir nggak ada bedanya sama Miss Pesimis, sama-sama ekstrim. Namun mengingat latar novel ini adalah Negeri Paman Sam, aku rasa lebih masuk akal untuk memasukkan latar pergaulan yang agak bebas. Untungnya nggak ada adegan seksual di sini, tapi kalau adegan memergoki Brandon lagi “gituan” sama asistennya sih emang ada. Aku agak terganggu sama kata ML yang disebut berulang-ulang. Menurutku kata itu kasar, walaupun sebenarnya arti singkatan itu cuma making love, tapi konotasinya jelek banget. Apa nggak ada pembendaharaan kata lain?

Kalau Miss Pesimis lebih bagus endingnya, menurutku novel ini lebih bagus openingnya. Sayang sekali karena tema yang dibawa novel ini bagus. Banget. Menarik. Sayangnya terlalu banyak kebetulan yang langsung membuat rasa penasaran ini menguap.
Harusnya aliaZalea mengoptimalkan penggunaan (hm, penggunaan? -,-) semua tokoh yang terlibat, bukan hanya mereka yang terlibat romantisme saja.

Sekali lagi, review ini subjektif. Di luar sana masih banyak yang memberikan lima bintang untuk novel ini. Aku juga ingin tahu pendapat kalian tentang novel ini, jadi silakan baca sendiri novelnya.

cover lama

No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...