Thursday, March 6, 2014

[Review Film] Summer Breeze

SutradaraAllan Lunardi
ProduserYeyet Sugriyati
PenulisTitien Wattimena
PemeranChelsea Olivia Wijaya
Marcel Chandrawinata
Mischa Chandrawinata
Mathias Muchus
Ira Wibowo
Nakula
Sadewa
Natasha Wilona
MusikAddie MS
DistributorCredo Pictures
Durasi90 Menit
NegaraIndonesia


Sebelumnya silakan baca Review Novel That Summer Breeze
Oh ya, ada bonus sedikit:

Summer Breeze Chibi
Diadaptasi dari novel karya Orizuka, film ini tampaknya sedikit membuatku kecewa.

Seperti kabanyakan film adaptasi di luar sana, terlalu banyak scene yang timbul tenggelam secara tiba-tiba dalam film ini. Kualitas grafisnya juga menurutku agak kurang nyaman.

Aku sebenarnya curiga kalau film ini diproduksi dengan budget yang sedikit.

Sang penulis skrip kayaknya banyak mengubah detail cerita, sehingga memang ada beberapa bagian yang agak berbeda dengan novelnya. Sayangnya (menurutku) perubahan-perubahan itu malah membuat feelnya Summer Breeze jadi nggak begitu terasa. Misalnya bagian Reina nonton Ares di club terus hampir kegencet penonton dan Ares turun nyelametin dan akhirnya malah Ares yang kegencet, menurutku itu agak aneh. Gimana ya, ya aneh aja gitu. Silakan tonton sendiri.
Perbannya Ares bentuknya aneh ya, kayak cuma tempelan doang. Cara Ares mati juga aneh sih. Soalnya posisinya agak nggak pewe gitu.


Dalam film ini, kedua orangtua Ares udah tahu kalau kalau anaknya yang satu ini kena disleksia, tapi sang papa tetep marah-marah terus sama Ares dan sang mama diam aja waktu anaknya ini dimarahin sama suaminya. Kalau dalam novel sendiri, mereka sama sekali nggak tahu kalau Ares kena penyakit itu. Kalau papa suka marah-marah dan mama diam aja, itu karena mereka emang nggak tahu. Menurut teman-teman, mana yang lebih dapat feelnya?

Untuk akting ketiga pemeran utamanya sendiri, semuanya baik-baik saja. Tapi meskipun Marcel Chandrawinata itu ganteng dan sebagainya, kayaknya aktingnya agak kurang sreg buatku. Apalagi pas dia dikasih tahu kalau Ares kena disleksia, itu aktingnyaaaa gimana ya, agak-agak nggak natural aja gitu alias sinetron banget. Chelsea yang kelihatan manis dengan gigi gingsulnya kelihatan cantik dalam film ini. Aktingnya pas ending banget itu bagus. Berhasil bikin orang galau. Kalau Mischa, dia ganteng cocok memerankan cowok nakal tapi lembut di dalam.

Oh ya, ada bonus nih sedikit:






No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...