Wednesday, June 14, 2017

Bangkit dari Trauma (Apa Pun Selain Hujan)



Judul: Apa Pun Selain Hujan

Penulis: Orizuka

Penerbit: GagasMedia

ISBN13: 9789797808501

Desainer sampul: Agung Nugroho

Tanggal terbit: 22 April 2016

Tanggal baca: 11-12 Juni 2017

Jumlah halaman: 287

"Gadis itu tahu Wira tidak hanya sekadar takut hujan. Gadis itu tahu hujan adalah kelemahan terbesarnya. Gadis itu tahu, maka dari itu ia menantangnya."
Karena sebuah pengalaman traumatis, Wira memutuskan untuk meninggalkan semuanya: taekwondo, teman-temannya, bahkan gadis yang disayanginya, Nadine. Ia memutuskan untuk meninggalkan mimpi dan masa lalunya.

Namun, ketika Wira tengah berusaha melupakan segalanya, sosok Kayla muncul. Sosok Kayla yang justru membawa kembali kotak kenangan yang sudah berusaha Wira kubur dalam-dalam.



Novel yang satu ini sudah jadi wishlistku sejak entah kapan. Aku baru beli beberapa hari yang lalu karena... baru punya duit. Ngeprint draft skripsi mulu, 27 ribu kali entah berapa, membuatku bokek. Eh kenapa jadi syurhat?

Orizuka sudah menjadi penulis favoritku sejak pertama kali aku membaca karyanya, walaupun tidak semua tulisannya kubaca. Aku memang tipe pembaca pemilih; untuk Orizuka, aku lebih memilih karya-karyanya yang bernuansa dark. Karena itu, ketika membaca sinopsis novel ini dan mengetahui ada unsur trauma di dalam ceritanya, aku berani bertaruh bahwa novel ini akan jadi favoritku selanjutnya.

Ya, Apa Pun Selain Hujan memang terkesan dark, suram-suram traumatis gimana gitu. Namun, walaupun kesannya agak kelam, penulis masih sempat ngelawak aja dong. Khas Orizuka banget.

"Ia tidak bisa. Walaupun nama dan segala hal tentang gadis itu tidak bisa dilupakannya, ia harus bisa melupakannya. Atau, paling tidak, hidup dengan berpura-pura melupakannya."

Novel ini berpusat pada Wira, dengan sudut pandang orang ketiga. Hal ini membuat pembaca bisa dengan mudah mengetahui hal-hal yang dialami para tokoh. Walau terkadang hal ini juga membuat cerita jadi tidak terlalu fokus pada satu tokoh tertentu. Aku merasa sudut pandang yang penulis gunakan di sini agak terlalu serba tahu, karena aku sampai harus mengetahui banyak hal yang dipikirkan Kayla, yang sebenarnya adalah tokoh yang tidak terlalu kusukai.

Pernah nggak sih, kamu ketemu tokoh yang "harusnya" jadi tokoh favorit tapi kamu malah nggak suka? Aku menemukan yang semacam itu pada Kayla. Ya, dia sosok cewek kuat dan tangguh dan menunjukkan jalan yang lurus kepada si tokoh utama, namun semakin mendekati akhir cerita aku justru berpaling darinya. Kenapa? Karena menurutku dia agak egois, tidak paham dengan konsep trauma itu sendiri, dan terlalu baper untuk ukuran cewek yang katanya hampir kehilangan kodrat sebagai perempuan. Tapi, justru inilah salah satu hal yang membuatku menyukai Orizuka: kemampuannya untuk membuat tokoh yang sebenarnya tidak kusukai tapi justru menambah kaya cerita buatannya.

Selain Kayla, ada satu tokoh cewek lain, Nadine. Perempuan yang dulu sangat Wira sayangi, namun Wira tinggalkan setelah hal traumatis yang terjadi. Aku sendiri sebenarnya menjagokan Nadine (ini main jago-jagoan aja kayak mau sabung ayam), namun akhirnya aku sadar aku menjagokannya karena penulis memang tidak menunjukkan sisi negatif dari tokoh yang satu ini.

Wira tampil sebagai tokoh utama dengan karakternya yang kuat. Penulis berhasil membuatku mengerti dan mendalami karakter Wira yang rapuh karena trauma. Hanya saja aku agak terganggu dengan sikap Wira yang cepat berubah. Semangatnya sangat mudah bangkit, namun juga bisa turun dengan sangat cepat. Namun karakter cowok rapuh emang kelemahanku, jadi aku tetap bisa menikmati cerita ini. Tapi aku nggak mau pacaran sama cowok rapuh ya, mohon maaf hehe.
Nggak punya pacar juga sih //digampar//.

Ngomong-ngomong soal trauma, di dalam cerita ini dijelaskan bahwa Wira kemungkinan menderita PTSD. Gangguan stres pascatrauma atau PTSD (post-traumatic stress disorder) adalah kondisi kejiwaan yang dipicu oleh kejadian tragis yang pernah dialami. Secara umum, gejala PTSD bisa dikelompokkan ke dalam empat jenis:
  • Ingatan yang mengganggu, contohnya selalu mengingat detail mengerikan dari kejadian tragis atau sering mimpi buruk tentang kejadian tersebut.
  • Kecenderungan untuk menghindari membicarakan atau memikirkan kejadian traumatis, menutup diri, serta menjauhi lokasi, orang, atau aktivitas yang mengingatkan pasien pada kejadian tersebut.
  • Pola pikir yang berubah negatif. Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri atau orang lain, merasa terasing, serta merasa putus asa dalam menghadapi masa depan.
  • Perubahan emosi, misalnya uring-uringan, rasa bersalah atau malu yang ekstrem, selalu waspada, insomnia, serta mudah terkejut dan takut. (sumber)

Bagian yang paling aku suka dari novel ini adalah ketika penulis menceritakan soal persahabatan tiga sekawan: Wira, Nadine, dan Faiz. Juga tentang kenangan mereka bertiga. Aku lebih suka Orizuka menceritakan soal persahabatan dan kekeluargaan daripada tentang hubungan asmara cewek-cowok sebenarnya. Dan di akhir cerita aku sempat menangis karena ketiga tokoh ini.
Sumpah, mewek, lemah emang.

Untuk bagian ending, aku kurang suka epilognya. Maksudku, bab terakhir sebelum epilog udah asyik banget, aku bakal suka banget kalo kalimat terakhir novel ini ada hujan-hujannya, dan epilog seakan membuat kebaperan di bab terakhir jadi agak antiklimaks. Dan lagi, di epilog ini justru aku melihat Kayla jadi kayak cewek manja follower OA OA baper gitu. Tuh kan, jadi nggak suka sama Kayla deh.

Harusnya novel ini kukasih 4 bintang, tapi itu tadi, karena aku dibuat mewek, akhirnya kukasih lagi satu bintang tambahan. Alhasil aku memberinya lima bintang. Apakah akan jadi buku-favorit-sepanjang-masa-ku? Kayaknya iya, tapi aku harus sabar membacanya karena aku nggak suka Kayla hahaha.

Banyak yang bisa pembaca ambil dari cerita ini, tentang berusaha bangkit dari keterpurukan, tentang bagaimana judgmental masyarakat dapat mengubah hidup orang ain, tentang berkomunikasi untuk menghindari salah paham. Sebuah novel yang membuatku belajar banyak hal. Recommended banget. 





⭐⭐⭐⭐⭐ 


"Orang lain bisa mengatakan apa pun yang mereka mau, Le. Itu sepenuhnya kuasamu untuk percaya. Tapi, kamu juga punya kuasa untuk memercayai dirimu sendiri, juga orang-orang yang benar-benar sayang dan peduli padamu. Kalau kamu selalu percaya omongan orang lain, kamu tidak akan bisa bahagia."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ps: aku nemu lagu buat backsound novel ini hehe.


11 comments:

  1. wah novel baper ini ya. Jangan2 cover novel yg ada ganbar hujan, payung, dan sejenisnya...di dalam isinya bikin nangis ya :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg ada hujan hujannya biasanya baper sih :(

      Delete
  2. Nama penulisnya kayak nama orang Jepang ya. Apa beliau ada turunan jepangnya ya ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. beliau penggemar jepang sepertinya, jadi nama penanya pakai pelafalan jepang :)

      Delete
  3. kayaknya seru nih bukunya mbak..salam kenal ya

    ReplyDelete
  4. hohoho... terimakasih reviewnya ya :)

    ReplyDelete
  5. Ramadhan lalu beli buku ini. Akupun penggemar karya Orizuka, meski tak semua buku kumiliki.

    Wira memang terpuruk banget pasca kematian Faiz. Aku juga mau bilang endingnya kurang seru atau gimana ya... hihi... Kayla kan mandiri tapi manja. #eh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku malah suka endingnya...
      tapi kurang sreg sama epilognya hehe

      Delete
  6. ahhhh jadi pengen baca apapun selain hujan. Dari judulnya aja bagus

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...