Sunday, July 16, 2017

[Review] Catching Fire (The Hunger Games, #2)



Judul: Catching Fire
Seri: The Hunger Games, #2
Penulis: Suzanne Collins
Alih bahasa: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9789792259810
Tanggal terbit: 6 Juli 2010
Tanggal baca: Juni 2017
Jumlah halaman: 424

"..Tampaknya penata gayamu bisa meramal masa depan dalam pilihan pakaiannya. Katniss Everdeen, gadis yang terbakar, kau sudah mencetuskan api, yang dibiarkan tanpa pengawasan, percikan api itu bisa jadi kebakaran hebat yang menghancurkan Panem," 

WARNING: SPOILER ENDING BUKU PERTAMA
I've warned you.


Katniss Everdeen dan Peeta Mellark berhasil lolos dari Hunger Games ke-74. Namun tindakan yang dilakukan Katniss pada akhir pertandingan dianggap memicu perlawanan di beberapa distrik di Panem. Presiden Snow pun murka akan hal ini, menganggap Katniss sebagai ancaman. Ia mengancam untuk menghancurkan Katniss dan orang-orang di sekitarnya jika gagal meyakinkan Panem bahwa kisah cinta yang terjadi antara ia dan Peeta adalah benar. Kenyataan bahwa Presiden Snow melihat Katniss dan Gale berciuman di hutan justru memperburuk keadaan.

Selepas pemberontakan kecil yang terjadi di beberapa wilayah, Panem semakin meningkatkan pengawasannya di distrik-distrik. Penjaga perdamaian diganti dengan yang baru, semua pasar gelap dilarang, pagar pembatas kembali dialiri listrik, penghukuman dilakukan di hadapan publik dengan cara yang lebih kejam. Benih-benih pemberontakan mulai muncul, walaupun belum ada rencana untuk merealisasikannya. Hingga gagasan itu muncul di kepala Katniss: gagasan untuk melarikan diri.

"Aku berharap bisa kembali ke hidup lamaku. Karena jika kurenungkan kembali, hidupku yang dulu tampak sangat aman dibanding sekarang, padahal aku kaya raya dan terkenal, juga sangat dibenci oleh para penguasa di Capitol."

Belum sempat memikirkan lebih matang tentang rencana tersebut, warga Panem dikejutkan dengan munculnya Quarter Quell, yaitu acara Hunger Games kelipatan ke-25. Seperti Quarter Quell sebelumnya, Quarter Quell ketiga ini akan menampilkan hal yang berbeda.

Jika Quarter Quell kedua, yang berarti Hunger Games ke-50, jumlah peserta adalah sebanyak dua kali lipat dari jumlah peserta biasanya. Pada Quarter Quell kali ini, peserta diambil dari laki-laki dan perempuan pemenang pertandingan sebelumnya dari masing-masing distrik.

Itu artinya Katniss harus kembali ke arena pertandingan, karena ia satu-satunya pemenang perempuan dari distrik 12.

Berhasilkan Katniss selamat untuk kedua kalinya dari Hunger Games?

---



Gimana ya?

Aku punya semacam love-and-hate-feeling terhadap buku kedua dari serial The Hunger Games ini. Jadi sebelum semua love and hate ini menimbulkan pola absurd di dalam kepalaku (tolong, cukup skripsi aja yang bikin pola absurd antah berantah itu di otakku, Catching Fire nggak perlu), mari kita jabarkan dulu menjadi subbab love dan hate.


LOVE

Tidak seperti buku pertama yang kesannya simpel: bagaimana pertandingan diawali sampai berakhir, Catching Fire memiliki jalan cerita yang lebih kompleks. Ini artinya, ceritanya lebih kaya dan lebih susah ditebak mau dibawa ke mana. Dan benar saja, cerita di novel ini sangat sulit ditebak.

Aku sering dibuat terkejut di bagian tertentu novel ini. Misalnya aku bengong aja dong waktu Katniss harus bertanding lagi (iya, aku nggak baca blurb sebelum baca bukunya, ini kebiasaanku hahaha). Dan endingnya itu lho, gantung banget, masak lagi asyik-asyiknya eh langsung diakhiri gitu aja (tapi aku suka tipe ending gantung semacam ini); membuatku langsung menyambar Mockingjay. Untung aku udah punya bukunya. Kalau nggak, bisa nangis gelundungan di emperan kos nih aku.

Di buku kedua ini, pembaca dikenalkan pada beberapa tokoh baru, yaitu para pemenang Hunger Games tahun-tahun sebelumnya yang akhirnya menjadi peserta Quarter Quell. Bedanya dengan buku pertama, tokoh-tokoh ini memiliki karakter yang lebih kuat dibandingkan para peserta di buku sebelumnya. Hal ini mungkin karena tokoh-tokoh baru ini akan memiliki andil untuk buku ketiga. Dan, sumpah, buku kedua (dan ketiga) menjadi lebih hidup dengan adanya tokoh-tokoh baru ini (walaupun si trio percintaan Katniss-Peeta-Gale tetap akan mendominasi).

Ya, Katniss kembali turun ke arena pertandingan. Walau hadir dengan nama berbeda, sejatinya Quarter Quell dan Hunger Games adalah hal yang hampir sama. Bedanya, ketika Hunger Games ke-74 penuh dengan aksi kejar mengejar dan bunuh membunuh, Quarter Quell lebih banyak mikir. Selamat tinggal bacok-bacokan sadis. Kabar gembira, karena Catching Fire akhirnya bisa dibaca oleh skala umur yang lebih luas serta lebih bisa dibaca oleh manusia-manusia takut benda tajam macam aku ini.


HATE

Aku merasakan perbedaan tensi cerita yang cukup signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman Quarter Quell dilakukan. Sebelum pengumuman, pace cerita terasa lambat. Aku tidak bisa meraba kejadian selanjutnya akan seperti apa. Singkatnya: aku bosan. Namun setelah pengumuman dilakukan, pace tiba-tiba menjadi cepat. Aku baru bisa menikmati ceritanya. Dan seperti pernah kusampaikan di sini, aku terganggu dengan cerita yang pergantian tensinya terlalu ekstrem.

Sayangnya, seperti sudah kusampaikan di atas bahwa sejatinya Quarter Quell dan Hunger Games adalah hal yang hampir sama. Jadi... kenapa harus banget diulang? Lama-lama akhirnya aku bosan juga. Untungnya ending cerita berhasil menyelamatkan segalanya.

Baca juga: [Review] The Hunger Games - Suzanne Collins


OVER ALL

Rating:
⭐⭐⭐

Berbeda dengan pendapat beberapa orang, Catching Fire bukan buku favoritku dari serial ini. Namun bukan berarti kamu bisa melewatkannya begitu saja, karena buku ini juga seru (dan mana mungkin kamu bisa menikmati serunya Mockingjay tanpa Catching Fire?



Kamu sudah baca Catching Fire? Bagaimana menurutmu?

"Aku berharap bisa membekukan saat ini, di sini, sekarang juga, dan hidup di sini selamanya."


No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...